Drug name: levofloxacin

Description:

Levofloxacin adalah obat antibiotik yang bermanfaat untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri, seperti pneumonia, sinusitis, prostatitis, konjungtivitis, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, tetes mata , dan cairan infus .

Levofloxacin bekerja dengan cara menghambat enzim yang diperlukan oleh bakteri untuk memperbanyak diri. Dengan begitu, pertumbuhan bakteri dapat dihambat dan sistem kekebalan tubuh dapat membunuh bakteri yang tersisa.

Selain untuk mengobati penyakit di atas, levofloxacin juga digunakan untuk mengatasi serta mencegah penyakit anthrax dan penyakit pes . Perlu diingat bahwa levofloxacin bukan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti flu atau common cold (batuk pilek biasa).

Merk dagang levofloxacin: Cravit, Cravox, Cendo LFX, Difloxin, Farlev, Inacid, Lefos, Levofloxacin, Levofloxacin hemihydrate, Lekuicin, Levocin, Lovequin, Nislev, Optiflox, Prolecin, Rinfox, Simlev, Zenilev, dan Zidalev.

Apa Itu Levofloxacin

Golongan Antibiotik golongan quinolone
Kategori Obat resep
Manfaat Mengobati infeksi akibat bakteri, termasuk infeksi saluran kemih, sinusitis, infeksi prostat, pneumonia , infeksi kulit, anthrax, dan penyakit pes.
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak usia ≥6 bulan
Levofloxacin untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi terhadap binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin, tetapi belum ada studi terkontrol terhadap wanita hamil.Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Levofloxacin dapat terserap ke dalam ASI. Bila sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obat Tablet, tetes mata, dan cairan infus.

Peringatan Sebelum Menggunakan Levofloxacin

Levofloxacin hanya dapat digunakan dengan resep dokter. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan antibiotik ini, antara lain:

  • Jangan mengonsumsi levofloxacin jika Anda alergi terhadap obat ini atau golongan antibiotik quinolone lain, seperti ciprofloxacin.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita gagal jantung, denyut jantung yang lambat, diabetes , penyakit ginjal, hipertensi, aneurisma aorta, depresi, kejang, epilepsi , penyakit liver, hipokalemia , atau gangguan saraf, seperti neuropati perifer.
  • Beri tahu dokter jika Anda menderita kelainan genetik tertentu, seperti, G6PD , sindrom Marvan, atau sindrom Ehlers-Danlos, atau gangguan pada sendi dan otot, seperti radang sendi, tendonitis, bursitis, atau myasthenia gravis .
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah menjalani transplantasi organ.
  • Beri tahu dokter mengenai obat lain, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda gunakan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika Anda berencana melakukan vaksinasi selama menjalani pengobatan dengan levofloxacin, karena obat ini dapat mengganggu efektivitas vaksin bakteri hidup, seperti vaksin tifoid atau vaksin kolera.
  • Beri tahu dokter jika Anda berencana melakukan tes urin e untuk mendeteksi obat golongan opioid, karena levofloxacin dapat memberikan hasil positif palsu pada tes ini.
  • Jangan langsung mengemudikan kendaraan, mengoperasikan alat berat, atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan setelah menggunakan levofloxacin, karena obat ini bisa menyebabkan pusing.
  • Segera lapor ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan levofloxacin.

Dosis dan Aturan Pakai Levofloxacin

Dosis dan durasi pengobatan akan ditentukan dokter sesuai dengan kondisi dan penyakit yang diderita pasien. Khusus untuk anak-anak, dosis akan disesuaikan dengan berat badan (BB) pasien dan rekomendasi dokter.

Berikut adalah pembagian dosis levofloxacin berdasarkan bentuk obat dan kondisi yang ingin ditangani:

Levofloxacin tablet

Kondisi: Pneumonia

  • Dewasa: 500 mg, 1–2 kali sehari, selama 7–14 hari.

Kondisi: Cystitis atau radang kandung kemih

  • Dewasa: 250 mg, 1 kali sehari, selama 3 hari.

Kondisi: Infeksi saluran kemih yang disertai komplikasi

  • Dewasa: 500 mg, 1 kali sehari, selama 7–14 hari

Kondisi: Sinusitis akut

  • Dewasa: 500 mg, 1 kali sehari, selama 10–14 hari

Kondisi: Bronkitis kronis yang kambuh, infeksi ginjal ( pielonefritis )

  • Dewasa: 500 mg, 1 kali sehari, selama 7–10 hari.

Kondisi: Prostatitis kronis

  • Dewasa: 500 mg, 1 kali sehari, selama 28 hari.

Kondisi: Penyakit anthrax

  • Dewasa: 500 mg, 1 kali sehari, selama 8 minggu.
  • Anak-anak usia ≥6 tahun dengan BB <50 kg: 8 mg/kgBB sampai maksimal 250 mg, 2 kali sehari. Durasi pengobatan 60 hari.
  • Anak-anak usia ≥6 tahun dengan BB ≥50 kg: 500 mg, 1 kali sehari. Durasi pengobatan 60 hari.

Levofloxacin tetes mata

Kondisi: Konjungtivitis

  • Dewasa: 1–2 tetes tiap 2 jam (maksimal 8 kali per hari) selama 1–2 hari pertama. Hari ketiga sampai kelima, frekuensi diturunkan menjadi 1–2 tetes, 4 kali sehari.

Kondisi: Infeksi kornea ( keratitis infeksius)

  • Dewasa: 1–2 tetes tiap 30 menit atau tiap 1–4 jam.

Levofloxacin infus

Kondisi: Pneumonia, infeksi kulit dan jaringan lunak dengan komplikasi, infeksi saluran kemih dengan komplikasi, pielonefritis berat, prostatitis kronis, penyakit anthrax

  • 500 mg per hari, dimasukkan melalui infus. Durasi pengobatan bervariasi, mulai dari 7–28 hari, tergantung penyakit yang ingin ditangani.

Cara Menggunakan Levofloxacin dengan Benar

Levofloxacin dalam bentuk cairan infus akan diberikan langsung oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter. Ikuti anjuran dokter selama menjalani pengobatan dengan levofloxacin infus.

Untuk levofloxacin tablet dan tetes mata, ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan sebelum menggunakannya. Berikut adalah panduan cara menggunakan levofloxacin berdasarkan jenis obatnya:

Levofloxacin tablet

Levofloxacin tablet dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Telan tablet dengan air putih. Jangan mengunyah atau menghancurkan tablet. Dianjurkan untuk minum banyak air agar ginjal tetap berfungsi dengan baik selama mengonsumsi levofloxacin.

Jika dosis adalah satu kali sehari, sebaiknya konsumsi obat ini di pagi hari. Bila diresepkan lebih dari satu kali sehari, pastikan ada jarak waktu yang cukup antar dosis atau sesuaikan dengan saran dokter.

Pastikan untuk menghabiskan seluruh dosis obat yang diresepkan dokter meski sudah merasa lebih baik. Hal ini penting untuk mencegah kembalinya infeksi. Jika gejala tidak membaik setelah menghabiskan obat, segera temui dokter.

Obat antasida dan sukralfat , serta multivamin dengan kandungan zinc, atau zat besi, dapat mengganggu penyerapan dan kinerja levofloxacin. Hindari menggunakan obat-obat tersebut 2 jam sebelum dan setelah menggunakan levofloxacin.

Levofloxacin tetes mata

Cuci tangan sebelum menggunakan levofloxacin tetes mata. Selanjutnya dongakkan kepala, lalu tarik kelopak mata bagian bawah hingga membentuk kantung dengan satu tangan, dan teteskan obat dengan tangan lainnya.

Jangan berkedip selama beberapa detik. Setelah itu, tutup mata selama 1–2 menit agar obat meresap ke area infeksi. Bila Anda merasa obat tetes belum masuk ke dalam mata dengan benar, silakan meneteskan obat sekali lagi.

Bila lupa menggunakan levofloxacin, disarankan untuk segera melakukannya jika jeda dengan jadwal penggunaan berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.

Kulit dan mata dapat menjadi lebih sensitif saat terpapar sinar matahari selama menggunakan levofloxacin. Gunakan pakaian tertutup, oleskan tabir surya , dan pakai kacamata untuk melindungi diri jika ingin beraktivitas di luar rumah.

Interaksi Levofloxacin dengan Obat Lain

Penggunaan levofloxacin bersamaan dengan obat-obatan tertentu dapat menimbulkan efek interaksi berupa:

  • Peningkatan risiko gangguan sistem saraf pusat dan kejang jika digunakan bersama obat yang bisa mempengaruhi ambang kejang, seperti teofilin dan obat golongan NSAID
  • Peningkatan risiko kerusakan tendon jika digunakan bersama obat golongan kortikosteroid
  • Peningkatan risiko gangguan irama jantung jika digunakan bersama obat golongan antiaritmia , antidepresan trisiklik, antibiotik makrolid , dan antipsikotik .
  • Peningkatan risiko perdarahan jika digunakan bersama warfarin
  • Ketidakstabilan kadar gula darah jika digunakan bersama obat antidiabetes, seperti insulin atau glibenklamid

Efek Samping dan Bahaya Levofloxacin

Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan levofloxacin adalah:

  • Mual, muntah
  • Gangguan pencernaan, seperti heartburn , diare, dan sembelit
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Gangguan tidur
  • Vagina gatal dan atau keluar keputihan dari vagina
  • Mata terasa panas, perih, dan lebih sensitif setelah pemakaian levofloxacin tetes mata

Periksakan diri ke dokter jika efek samping tersebut tidak membaik atau makin berat. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius, seperti:

  • Kerusakan tendon, yang dapat ditandai dengan bengkak pada sendi, nyeri, dan kesulitan bergerak
  • Tangan dan kaki terasa kesemutan, mati rasa, nyeri dan lemas, atau tidak mampu merasakan nyeri, sentuhan, atau perubahan suhu
  • Tremor
  • Kejang
  • Penglihatan kabur
  • Perubahan suasana hati dan perilaku, seperti cemas, kebingungan, ingatan terganggu, depresi, halusinasi , atau muncul keinginan untuk menyakiti diri sendiri
  • Demam
  • Nyeri mendadak pada dada, perut, atau punggung
  • Diare berair atau berdarah
  • Warna kulit dan mata menjadi kuning, pucat, urine berwarna pekat, dan tinja berwarna pucat
  • Mudah memar atau berdarah tanpa sebab yang jelas
  • Sunburn , yang bisa ditandai dengan kulit mengelupas atau melepuh
  • Detak jantung cepat, lambat, atau tidak teratur