Drug name: vaksin-johnson-and-johnson
Description:
Vaksin Johnson & Johnson adalah vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Vaksin yang dikenal juga dengan vaksin J&J atau vaksin Janssen Ad26.CoV2.S diberikan dalam dosis tunggal.
Vaksin Johnson & Johnson dikembangkan oleh Janssen Pharmaceuticals Companies of Johnson & Johnson . Vaksin ini telah mendapat emergency use of authorization (EUA), untuk digunakan sebagai vaksin dalam mencegah COVID-19 oleh badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA).
Di dalam Vaksin Johnson & Johnson terkandung adenovirus tipe 26 yang tidak dapat bereplikasi, asam sitrat monohidrat, trisodium sitrat dihidrat, etanol, 2- hydroxypropyl-β-cyclodextrin (HBCD), polysorbat-80, dan natrium klorida.
Vaksin Johnson & Johnson termasuk jenis vaksin viral vector . Vaksin ini bekerja dengan membuat spike protein Sars-Cov-2 yang akan merangsang tubuh untuk mengenal dan membentuk antibodi. Antibodi tersebut selanjutnya dapat memberikan efek perlindungan ketika tubuh terpapar virus Corona penyebab COVID-19.
Dari hasil uji klinis yang dilakukan, vaksin Johnson & Johnson memiliki nilai efikasi atau pencegahan terhadap COVID-19 sebesar 66,3%.
Apa Itu Vaksin Johnson & Johnson
Golongan | Obat resep |
Kategori | Vaksin COVID-19 |
Manfaat | Mencegah infeksi COVID-19 |
Digunakan oleh | Usia di atas 18 tahun |
Vaksin Johnson & Johnson untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori N:
Belum dikategorikan.
Belum diketahui bahwa vaksin Johnson & Johnson bisa terserap ke dalam ASI atau tidak. Konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum menggunakan vaksin ini. |
Bentuk obat | Suntik |
Peringatan Sebelum Menerima Vaksin Johnson & Johnson
Vaksin Johnson & Johnson akan diberikan di fasilitas kesehatan secara langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Perhatikan beberapa hal berikut sebelum menerima vaksin Johnson & Johnson:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Vaksin Johnson & Johnson tidak boleh diberikan kepada orang yang alergi terhadap setiap kandungan dalam vaksin ini.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.
- Beri tahu dokter jika Anda menggunakan suplemen, produk herbal, atau obat tertentu.
- Jika Anda sedang demam, pemberian vaksin ini akan ditunda sampai demam mereda dan Anda benar-benar pulih.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita gangguan pembekuan darah atau sedang menjalani pengobatan dengan obat pengencer darah , termasuk obat antikoagulan
- Beri tahu dokter jika Anda sudah pernah menerima vaksin COVID-19 jenis lain.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat imunosupresan atau menderita kondisi yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, misalnya akibat penyakit HIV/AIDS.
- Beri tahu dokter jika Anda adalah penyintas COVID-19 atau pernah menjalani pengobatan dengan antibodi monoklonal atau convalescent plasma .
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menderita ISPA , penyakit jantung, Â diabetes , hipertensi, penyakit autoimun , penyakit ginjal, penyakit paru , atau kelainan darah .
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi setelah penyuntikan vaksin Johnson & Johnson.
Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksin Johnson & Johnson
Vaksin Johnson & Johnson diberikan dengan cara disuntikkan ke otot deltoid (intramuskular) di lengan atas oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.
Vaksin Johnson & Johnson diberikan dalam dosis tunggal sebanyak 0,5 ml. Vaksin ini bisa diberikan kepada orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas.
Cara Pemberian Vaksin Johnson & Johnson
Vaksin Johnson & Johnson disuntikkan ke otot (intramuskular/IM). Penyuntikan vaksin ini akan dilakukan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter di fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk untuk pelayanan vaksinasi.
Sebelum vaksinasi, petugas medis akan melakukan skrining dan tanya jawab untuk mengetahui kondisi Anda. Bila Anda demam, penyuntikan vaksin akan ditunda.
Sesudah proses skrining selesai dilakukan dan Anda dinyatakan boleh menjalani vaksinasi, area kulit yang akan disuntik akan dibersihkan dengan alcohol swab sebelum dan sesudah penyuntikan.
Setelah vaksin disuntikkan, area bekas suntik akan ditutup dengan plester, kemudian alat suntik sekali pakai yang sudah digunakan akan dibuang ke dalam safety box tanpa ditutup kembali jarumnya.
Sesudah menerima vaksin COVID-19, Anda harus menunggu selama 30 menit di tempat layanan vaksinasi. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kejadian ikutan pascaimunisasi ( KIPI ).
KIPI adalah semua keluhan atau kondisi medis yang mungkin berkaitan dengan vaksinasi, termasuk reaksi alergi terhadap kandungan vaksin dan efek samping vaksin.
Walaupun sudah divaksin, Anda harus tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19, yaitu dengan mencuci tangan, menjaga jarak setidaknya 1â2 meter dari orang lain, selalu mengenakan masker saat berada di luar rumah, serta menghindari keramaian.
Penyimpanan vaksin Johnson & Johnson dilakukan oleh petugas vaksin sesuai standar prosedur operasional. Vaksin ini perlu disimpan dalam lemari pendingin khusus vaksin dengan suhu 2â8° C yang terhindar dari paparan sinar matahari langsung.
Interaksi Vaksin Johnson & Johnson dengan Obat Lain
Belum diketahui efek interaksi yang bisa terjadi jika vaksin Johnson & Johnson digunakan bersama dengan obat-obatan lain. Untuk mengantisipasi terjadinya efek interaksi antarobat, selalu beri tahu dokter mengenai obat, suplemen, atau produk herbal apa pun yang sedang Anda gunakan sebelum menerima vaksin tersebut.
Efek Samping dan Bahaya Vaksin Johnson & Johnson
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah vaksinasi adalah:
- Nyeri, kemerahan, atau bengkak, di area penyuntikan
- Sakit kepala
- Rasa lelah
- Nyeri otot
- Mual
- Demam
Lakukan pemeriksaan ke dokter bila efek samping di atas tidak kunjung membaik atau semakin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi setelah penyuntikan vaksin Johnson & Johnson.
Selain itu, Anda juga perlu segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti kejang , telinga berdenging, atau gangguan tromboemboli, seperti DVT ( deep vein thrombosis ) atau emboli paru .