Drug name: midazolam

Description:

Midazolam adalah obat penenang yang biasa digunakan sebelum operasi. Obat ini dapat mengurangi rasa cemas, membuat pasien merasa rileks, dan mengantuk sehingga tertidur selama operasi. Selain itu, midazolam juga bisa digunakan untuk meredakan kejang pada status epileptikus.

Midazolam menimbulkan efek menenangkan dengan cara meningkatkan aktivitas zat kimia alami dalam tubuh yang disebut asam gamma-aminobutirat (GABA). Selain sebagai obat penenang sebelum operasi, midazolam juga bisa diberikan kepada pasien ICU yang memerlukan pemasangan alat bantu napas atau ventilator.

Midazolam suntik hanya boleh diberikan di rumah sakit oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.

Merek dagang midazolam:Â Anesfar, Dormicum, Fortanest, Hipnoz, Midanest-15, Midazolam-Hameln, Midazolam Hydrochloride, Miloz, Sedacum

Apa Itu Midazolam

Golongan Obat resep
Kategori Antikonvulsan golongan benzodiazepineÂ
Manfaat Obat penenang sebelum operasi dan untuk pasien dengan perawatan intensif yang membutuhkan ventilator
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Midazolam untuk ibu hamil dan menyusui Kategori D:Â Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.

Midazolam dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obat Suntik

Peringatan Sebelum Menggunakan Midazolam

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat ini, antara lain:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Midazolam tidak boleh digunakan pada pasien yang alergi terhadap obat ini atau obat golongan benzodiazepine lain.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat golongan opioid, seperti codein . Midazolam tidak boleh diberikan pada kondisi ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita glaukoma , penyakit ginjal, penyakit hati , penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), sleep apnea , penyakit jantung, atau myasthenia gravis .
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami penyalahgunaan NAPZA atau kecanduan alkohol . Midazolam tidak boleh diberikan pada pasien yang rutin mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, selama menjalani pengobatan dengan midazolam, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan mengantuk .
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen, atau produk herbal.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami overdosis, reaksi alergi obat , atau efek samping yang lebih serius setelah menggunakan midazolam.

Dosis  dan Aturan Pakai Midazolam

Dosis midazolam berbeda-beda pada tiap pasien. Midazolam diberikan dengan cara disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena (intravena/IV) atau ke otot (intramuskular/IM) oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.

Berikut ini adalah pembagian dosis midazolam berdasarkan tujuan penggunaannya:

Tujuan: Obat penenang sebelum operasi minor atau operasi gigi

  • Dewasa: Dosis awal 2–2,5 mg per hari, diberikan pada 5–10 menit sebelum operasi. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 0,5–1 mg sampai respons terapi yang diharapkan tercapai.
  • Anak-anak usia 6 bulan sampai 5 tahun: Dosis awal 0,05–0,1 mg/kgBB per hari, diberikan pada 5–10 menit sebelum operasi. Dosis dapat ditingkatkan hingga 0,6 mg/kgBB per hari. Dosis maksimal 6 mg per hari.
  • Anak-anak usia 6–12 tahun: Dosis awal 0,025–0,05 mg/kgBB per hari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 0,4 mg/kgBB per hari. Dosis maksimal 10 mg per hari.
  • Lansia: Dosis awal 0,5–1 mg per hari, diberikan pada 5­–10 menit sebelum operasi. Dosis maksimal 3,5 mg atau sampai respons terapi yang diharapkan tercapai.

Tujuan: Obat penenang untuk pasien yang menjalani perawatan intensif

  • Dewasa: Dosis awal 0,03–0,3 mg/kgBB per hari. Dosis dapat ditambahkan hingga 1–2,5 mg per hari, disuntikkan perlahan selama 20–30 detik. Dosis pemeliharaan 0,03–0,2 mg/kgBB per jam.
  • Anak-anak usia <32 minggu sampai 6 bulan: 0,06 mg/kgBB per jam, diberikan melalui infus yang berkelanjutan.
  • Anak-anak usia >6 bulan: 0,05­–0,2 mg/kgBB, diberikan dengan suntikan lambat selama minimal 2–3 menit untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Dosis pemeliharaan 0,06–0,12 mg/kgBB per jam.

Tujuan: Premedikasi dalam pembedahan

  • Dewasa: 0,07–0,1 mg/kgBB disuntikkan secara IM, diberikan 20–60 menit sebelum pembedahan. Dosis alternatif 1–2 mg disuntikkan secara IV, diberikan pada 5­–30 sebelum pembedahan.
  • Anak-anak usia 1–15 tahun: 0,08–0,2 mg/kgBB melalui suntikan IM, diberikan pada 15–30 menit sebelum pembedahan.
  • Lansia: 0,025–0,05 mg/kgBB melalui suntikan IM, diberikan pada 20–60 menit sebelum operasi atau pembedahan.

Tujuan:Â Meredakan kejang akibat status epileptikus

  • Dewasa: 10 mg yang disuntikan secara IM.

Cara Menggunakan Midazolam dengan Benar

Midazolam suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Suntikan akan diberikan secara IM (intramuskular/ke otot) atau IV (intravena/ke pembuluh darah) atau melalui infus. Obat ini hanya boleh digunakan di rumah sakit atau di fasilitas kesehatan.

Selama pasien menjalani pengobatan dengan midazolam, akan dilakukan pemantauan ketat untuk menilai respon terapi dan mencegah terjadinya efek samping yang tidak diinginkan.

Interaksi Midazolam dengan Obat LainÂ

Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi antarobat yang mungkin terjadi jika midazolam dikonsumsi bersamaan dengan obat lain:

  • Peningkatan efektivitas midazolam jika digunakan dengan ketoconazole , itraconazole, voriconazole, calcium channel blockers , antibiotik makrolid , atau obat antivirus, seperti ritonavir
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang fatal, seperi koma dan gangguan pernapasan jika digunakan dengan obat golongan opioid, seperti morfin atau codein
  • Penurunan efektivitas midazolam jika digunakan bersama rifampicin , carbamazepine, atau phenytoin
  • Peningkatan efektivitas obat antipsikotik, obat bius, obat antidepresan , obat antihistamin, obat antihipertensi , atau obat antikonvulsan golongan barbiturate, seperti phenobarbital

Efek Samping dan Bahaya Midazolam

Selama menjalani pengobatan dengan midazolam, dokter akan melakukan pemantauan ketat untuk mencegah terjadinya efek samping yang tidak diinginkan. Beberapa efek samping yang dapat timbul setelah menggunakan midazolam adalah:

  • Sakit kepala
  • Kantuk
  • Cegukan
  • Mual atau muntah
  • Amnesia sementara
  • Nyeri, kemerahaan, atau bengkak, di area penyuntikan

Lapor dan beri tahu dokter jika efek samping yang telah disebutkan di atas tidak kunjung mereda atau semakin berat. Segera cari pertolongan jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau mengalami efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Napas berbunyi (mengi) atau kesulitan bernapas
  • Detak jantung lambat
  • Merasa sangat pusing hingga ingin pingsan
  • Tremor
  • Gerakan otot dan mata yang tidak terkontrol
  • Kejang
  • Kebingungan
  • Halusinasi