Drug name: bupropion

Description:

Bupropion adalah obat untuk mengobati depresi . Obat ini juga bisa digunakan untuk membantu mengatasi kecanduan merokok. Bupropion hanya boleh digunakan berdasarkan resep dokter.

Bupropion bekerja dengan cara menyeimbangkan kadar zat kimia tertentu di otak. Selain mampu meredakan gejala depresi, cara kerja tersebut juga diduga dapat mengurangi gejala putus obat dari nikotin yang umum dirasakan perokok berat setelah berhenti merokok. Dengan begitu, keinginan untuk merokok lagi dapat berkurang.

Selama menjalani pengobatan dengan bupropion, pasien dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan rutin ke dokter agar kondisinya bisa terus terpantau. Dalam mengatasi kecanduan merokok, penggunaan bupropion juga harus diiringi dengan konseling dan edukasi.

Merek dagang: -

Apa Itu Bupropion

Golongan Antidepresan
Kategori Obat resep
Manfaat Mengatasi depresi dan membantu mengatasi kecanduan merokok ( kecanduan nikotin )
Dikonsumsi oleh Dewasa dan lansia
Bupropion untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.Jika Anda sedang hamil, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu.

Bupropion dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obat Tablet

Peringatan Sebelum Men gonsumsi Bupropion

Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum mengonsumsi bupropion, antara lain:

  • Jangan menggunakan bupropion jika memiliki riwayat alergi terhadap obat ini. Selalu beri tahu dokter riwayat alergi yang Anda miliki.
  • Jangan menggunakan bupropion dalam waktu 2 minggu sebelum atau setelah menggunakan obat MAOI .
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menggunakan bupropion, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  • Jangan menggunakan bupropion jika Anda menderita epilepsi , atau gangguan makan, seperti anoreksia dan bulimia .
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita gangguan mental , seperti gangguan bipolar , kecanduan NAPZA, psikosis , atau skizofrenia .
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita kejang, tumor di otak atau tulang belakang, cedera kepala, hiponatremia , diabetes, glaukoma , penyakit ginjal, atau penyakit hati, terutama sirosis .
  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi , serangan jantung, atau stroke .
  • Beri tahu dokter jika Anda mengonsumsi minuman beralkohol, obat tidur, atau obat antikonvulsan setiap hari, karena dokter harus melakukan penyesuaian terlebih dahulu guna menghindari efek samping atau interaksi obat. Beri tahu juga bila sedang menggunakan obat lain, termasuk obat herbal dan suplemen.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan kegiatan yang memerlukan kesiagaan selama menggunakan bupropion, karena obat ini dapat menimbulkan pusing atau kantuk.
  • Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat , overdosis, atau efek samping serius setelah menggunakan bupropion,

Dosis dan Aturan Pakai Bupropion

Dosis bupropion akan disesuaikan dengan sediaan obat, usia, dan toleransi pasien terhadap obat. Berikut dosis bupropion berdasarkan tujuan penggunaannya:

Tujuan: Mengobati depresi

Bentuk tablet

  • Dewasa: Dosis awal 100 mg 2 kali sehari selama 3 hari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 100 mg 3 kali sehari. Jika kondisi pasien tidak kunjung membaik setelah beberapa minggu pengobatan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 150 mg 3 kali sehari. Dosis maksimal 150 mg 3 kali sehari.
  • Lansia: Dosis akan ditentukan berdasarkan kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan.

Bentuk tablet modified release

  • Dewasa: 150 mg 1 kali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 150 mg 2 kali sehari setelah 3 hari. Dosis dapat ditingkatkan kembali menjadi 200 mg 2 kali sehari setelah beberapa minggu jika diperlukan. Dosis maksimal 450 mg sebagai dosis tunggal.
  • Lansia: Dosis akan ditentukan berdasarkan kondisi pasien dan respons pasien terhadap pengobatan.

Tujuan: Menghentikan kebiasaan merokok

Bentuk tablet modified release

  • Dewasa: Dosis awal 150 mg 1 kali sehari selama 6 hari. Dosis lanjutan 150 mg 2 kali sehari selama 7–9 minggu. Beri jeda minimal 8 jam antara kedua dosis. Hentikan pengobatan jika setelah 7 minggu pasien masih memiliki keinginan merokok. Dosis maksimal 300 mg per hari.
  • Lansia: 150 mg 1 kali sehari selama 7–9 minggu.

Cara Mengonsumsi Bupropion dengan Benar

Selalu ikuti petunjuk dokter dan baca informasi yang terdapat pada kemasan obat. Jangan menurunkan atau meningkatkan dosis obat tanpa berkonsultasi dengan dokter, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.

Bupropion dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Namun, untuk mencegah mual atau sakit perut, sebaiknya konsumsi obat ini setelah makan.

Telan tablet bupropion secara utuh dengan bantuan segelas air putih. Jangan mengunyah, membelah, atau menghancurkan tablet obat modified release , karena dapat memengaruhi efektivitas obat.

Konsumsilah obat ini secara rutin pada waktu yang sama setiap harinya. Jika Anda lupa menggunakan bupropion, segera minum bila belum mendekati jadwal berikutnya. Jika sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.

Lakukan konsultasi ke dokter secara rutin selama menjalani pengobatan dengan obat ini. Ikuti jadwal kontrol yang diberikan oleh dokter. Dokter mungkin akan menyesuaikan dosis bupropion berdasarkan kondisi Anda.

Jangan menghentikan penggunaan bupropion tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter. Berhenti menggunakan bupropion secara mendadak dapat menimbulkan gejala putus obat, seperti nafsu makan bertambah, berat badan meningkat, sulit tidur dan berkonsentrasi, cemas, depresi, atau mudah marah.

Pada umumnya, manfaat obat dapat terlihat setelah 4 minggu pengobatan. Segera konsultasikan ke dokter jika kondisi Anda tidak kunjung membaik atau justru makin buruk setelah mengonsumsi bupropion.

Simpan bupropion di tempat bersuhu ruangan. Hindarkan obat ini dari suhu panas, udara lembap, paparan cahaya matahari langsung, dan dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Bupropion dengan Obat Lain

Efek interaksi obat yang dapat terjadi jika bupropion digunakan bersamaan dengan obat lain adalah:

  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang berbahaya jika digunakan dengan obat MAOI
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan bersama levodopa atau amantadine
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari venlafaxine, fluoxetine, antipsikotik, penghambat beta , atau propafenone
  • Peningkatan risiko terjadinya kejang, jika digunakan bersama antidepresan lain, antipsikotik , teofilin , atau kortikosteroid sistemik
  • Penurunan efektivitas bupropion jika digunakan dengan ritonavir, lopinavir, atau efavirenz

Efek Samping dan Bahaya Bupropion

Beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi bupropion antara lain:

  • Mulut kering , sakit tenggorokan, hidung tersumbat
  • Telinga berdenging
  • Penglihatan buram
  • Mual, muntah, sakit perut, hilang nafsu makan, sembelit
  • Gangguan tidur, seperti insomnia
  • Tremor, keringat berlebih, cemas, atau grogi
  • Detak jantung cepat
  • Linglung, mudah marah, atau mudah tersinggung
  • Ruam kulit
  • Berat badan meningkat
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil
  • Sakit kepala atau pusing
  • Nyeri otot atau sendi

Periksakan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung reda atau malah makin parah. Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Kejang
  • Perubahan suasana hati atau perilaku yang tidak biasa
  • Penyempitan lapang pandang ( tunnel vision ), muncul lingkaran (halo) saat melihat sumber cahaya, serta mata terasa nyeri atau bengkak
  • Detak jantung lebih cepat atau tidak teratur
  • Fase manik, yang bisa ditandai dengan munculnya ide dan pikiran yang berkelebatan; penuh semangat dan berenergi; sangat bahagia atau sangat mudah tersinggung; berbicara lebih banyak dari biasanya; atau merasa tidak perlu tidur