Illness name: vaskulitis
Description:
Vaskulitis adalah peradangan pada pembuluh darah yang me ngakibatkan perubahan pada dinding pembuluh darah. Perubahan pada pembuluh darah ini dapat mengganggu aliran darah yang normal dan menyebabkan gangguan pada beberapa organ tubuh .
Pembuluh darah adalah saluran yang membawa darah beserta oksigen dan nutrisi di dalamnya, ke seluruh tubuh. Jika pembuluh darah mengalami peradangan, maka dinding pembuluh darah tersebut dapat mengalami perubahan.
Perubahan pada pembuluh darah dapat berupa:
- Penebalan dan penyempitan, yang mengakibatkan aliran darah sulit untuk mengalir ke organ atau jaringan tubuh
- Penyumbatan, yang dapat menghambat aliran darah, hingga darah sama sekali tidak bisa mengalir ke organ atau jaringan tubuh
- Penipisan dan peregangan, yang dapat menyebabkan aneurisma (penggembungan pembuluh darah), dan perdarahan hebat ketika aneurisma pecah
Vaskulitis, yang juga dikenal dengan nama angiitis atau arteritis, terbagi ke dalam beberapa jenis. Ada jenis vaskulitis yang hanya memengaruhi organ tertentu saja, seperti otak, mata, atau kulit. Namun, ada juga jenis vaskulitis yang menyerang banyak organ sekaligus.
Jenis Vaskulistis
Vaskulitis dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran pembuluh darah yang terkena, yaitu:
- Pembuluh darah besar, misalnya pada polimialgia reumatik , arteritis Takayasu, dan g iant cell arteritis
- Pembuluh darah sedang, misalnya pada penyakit Buerger , vaskulitis hipersensitif, penyakit Kawasaki , dan poliarteritis nodosa
- Pembuluh darah kecil, misalnya pada penyakit Behcet, sindrom Churg-Strauss, Henoch-Schonlein purpura , poliangiitis mikroskopik, granulomatosis Wegener, cryoglobulinemia
Penyebab Vaskulitis
Vaskulitis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang pembuluh darah sendiri. Belum diketahui secara pasti mengapa hal tersebut terjadi. Namun, gangguan pada sistem kekebalan tubuh tersebut diduga dapat dipicu oleh beberapa kondisi berikut ini:
- Penyakit autoimun , seperti rheumatoid arthritis, lupus, atau skleroderma
- Reaksi alergi terhadap penggunaan obat-obatan tertentu
- Reaksi terhadap infeksi, seperti hepatitis B dan hepatitis C
- Kanker darah, seperti limfoma
Faktor risiko vaskulitis
Vaskulitis dapat terjadi pada siapa saja. Akan tetapi, faktor-faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami vaskulitis:
- Memiliki keluarga dengan riwayat vaskulitis
- Memiliki kebiasaan merokok, terutama pada penyakit Buerger
- Menggunakan narkotika dan obat berbahaya, seperti kokain
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti hydralazine, allopurinol, minocycline , dan propylthiouracil
- Menderita penyakit infeksi, seperti hepatitis B atau hepatitis C
- Menderita gangguan pada sistem kekebalan tubuh, seperti menderita lupus, rheumatoid arthritis , atau skleroderma
Gejala Vaskulitis
Gejala vaskulitis sangat beragam dan umumnya berhubungan dengan berkurangnya aliran darah ke tubuh. Gejala vaskulitis yang dapat dirasakan penderitanya antara lain:
- Pegal-pegal
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan
- Sakit kepala
- Berkeringat di malam hari
- Ruam pada kulit
- Pembengkakan
- Demam
- Mati rasa atau kebas
Selain keluhan di atas, ada juga gejala-gejala yang secara spesifik tergantung pada jenis vaskulitis yang dialami penderita, seperti:
- Arteritis Takayasu, dengan gejala mati rasa atau kedinginan pada tubuh, gangguan ingatan, dan gangguan penglihatan
- Cryoglobulinemia , ditandai dengan keluhan ruam kulit merah atau ungu pada anggota tubuh bagian bawah ketika berada di tempat bersuhu dingin
- Giant cell arteritis , dengan gejala nyeri pada kulit kepala, nyeri rahang ketika mengunyah, penglihatan ganda, hingga kebutaan sementara
- Granulomatosis Wegener, dengan gejala sesak napas, pilek, mengi , sinusitis yang berlangsung dalam jangka panjang, infeksi telinga, dan nyeri wajah
- Henoch-Schonlein purpura , yang ditandai dengan nyeri perut, darah pada urine, nyeri sendi, dan ruam ungu di lengan atau kaki bagian bawah
- Penyakit Buerger , yang ditandai dengan gejala mati rasa, kesemutan, atau nyeri di area tangan dan kaki, hingga gangrene (kematian jaringan)
- Penyakit Kawasaki, yang ditandai dengan kemerahan pada mata dan mulut, pembengkakan kelenjar di leher, bibir kering dan pecah-pecah, atau nyeri dada
- Poliangiitis mikroskopik, dengan gejala berupa batuk berdarah, sesak napas, dan terkadang dapat berkembang ke gagal ginjal
- Poliarteritis nodosa, dengan gejala berupa nyeri otot dan sendi, nyeri perut setelah makan, mati rasa dan kesemutan, anemia , serta perdarahan di usus
- Polimialgia reumatik, dengan gejala berupa nyeri dan kaku di bahu, leher, dan pinggang, terutama setelah bangun tidur
- Penyakit Behcet , dengan keluhan sariawan atau luka di rongga mulut, luka di area genital, lesi di kulit yang mirip jerawat, peradangan pada mata, nyeri dan pembengkakan pada sendi, sakit perut, serta diare
- Sindrom Churg-Strauss, yang ditandai dengan asma, rhinitis alergi , dan peningkatan kadar sel darah putih
- Vaskulitis hipersensitivitas, ditandai dengan bintik merah di kulit, yang biasanya muncul di kaki bagian bawah atau punggung bagian bawah
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami keluhan yang telah disebutkan di atas, terutama jika Anda memiliki risiko menderita vaskulitis.
Beberapa jenis vaskulitis memiliki gejala yang dapat memburuk yang cepat. Oleh karena itu, diagnosis yang cepat akan meningkatkan efektivitas pengobatan bagi penderita vaskulitis.
Diagnosis Vaskulitis
Untuk mendiagnosis vaskulitis, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala, gaya hidup, obat-obatan yang dikonsumsi, serta riwayat penyakit pada pasien dan keluarga. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda-tanda yang ditimbulkan oleh vaskulitis.
Jika pasien dicurigai menderita vaskulitis, dokter akan menjalankan pemeriksaan lanjutan, seperti:
- Biopsi, untuk memeriksa kerusakan jaringan pada pembuluh darah atau organ yang dicurigai terdampak oleh kondisi ini, dengan mengambil sampel jaringan dari pembuluh darah atau organ yang terkena
- Tes darah , untuk mendeteksi antibodi yang dapat menyerang pembuluh darah, dan mengukur kadar penanda peradangan dalam tubuh
- Pemindaian, seperti USG, CT scan , PET scan, dan MRI, untuk mengetahui pembuluh darah atau organ yang terkena vaskulitis
- Angiografi , untuk melihat apakah dinding pembuluh darah menyempit atau melebar
Pemeriksaan spesifik lain juga dapat dilakukan, misalnya tes urin untuk mendeteksi kerusakan di ginjal, atau elektrokardiogram untuk memeriksa apakah terjadi kerusakan pada jantung.
Pengobatan Vaskulitis
Metode pengobatan vaskulitis tergantung pada jenis vaskulitis, organ yang terkena, penyebab yang mendasarinya, dan tingkat keparahannya. Tujuan pengobatannya adalah untuk meredakan gejala dan mencegah terjadinya komplikasi. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah:
Obat-obatan
Untuk mengurangi peradangan, dokter dapat memberikan obat kortikosteroid , seperti prednisone atau methylprednisolone .
Perlu diketahui, penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping, seperti diabetes dan osteoporosis . Oleh karena itu, pasien yang mengonsumsi obat ini harus kontrol secara rutin ke dokter.
Selain kortikosteroid, dokter juga dapat memberikan obat imunosupresan, seperti cyclophosphamide atau azathioprine ,untuk menekan respons sistem kekebalan tubuh dengan memicu kerusakan pada pembuluh darah.
Pada pasien yang tidak dapat mengonsumsi imunosupresan atau menderita vaskulitis jenis sindrom Churg-Strauss, dokter dapat memberikan terapi biologis dengan rituximab .
Operasi
Pada beberapa kasus, vaskulitis dapat menyebabkan aneurisma atau penggembungan pembuluh darah. Vaskulitis juga bisa membuat arteri menyempit, sehingga menghambat aliran darah.
Untuk mengatasi kondisi di atas, dokter akan melakukan operasi untuk mencegah pecahnya pembuluh darah karena aneurisma, dan melancarkan aliran darah yang tersumbat.
Komplikasi Vaskulitis
Komplikasi akibat vaskulitis tergantung pada jenis vaskulitis dan tingkat keparahan yang dialami pasien. Selain itu, komplikasi juga bisa terjadi akibat efek samping obat untuk vaskulitis. Beberapa komplikasi yang bisa dialami penderita vaskulitis adalah:
- Penggumpalan darah
- Aneurisma atau diseksi aorta
- Infeksi, seperti pneumonia dan sepsis, akibat efek samping pengobatan vaskulitis
- Kerusakan organ, seperti ginjal atau jantung
- Kebutaan, akibat giant cell arteritis yang tidak ditangani
- Komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia , keguguran, atau pertumbuhan yang lambat pada janin
- Stroke
Pencegahan Vaskulitis
Penyebab vaskulitis belum diketahui secara pasti sehingga sulit untuk dicegah. Namun bagi Anda yang telah didiagnosis menderita vaskulitis, lakukan kontrol secara rutin ke dokter, dan jalani pengobatan yang telah diberikan oleh dokter. Dengan begitu, kondisi Anda selalu terpantau dan komplikasi dapat dicegah.
Pasien juga akan disarankan untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, dengan melakukan beberapa hal berikut ini:
- Mempertahankan berat badan ideal
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, seperti sayur dan buah-buahan
- Berolahraga secara rutin
- Mengelola stres dengan baik
- Berhenti merokok