Illness name: hypoalbuminemia
Description:
Hipoalbuminemia adalah kondisi ketika kadar albumin dalam darah di bawah normal. Kondisi ini biasanya terjadi pada seseorang dengan penyakit yang berat, baik akut maupun kronis. Hipoalbuminemia dapat menyebabkan berbagai gangguan dalam tubuh dan menghambat penyembuhan luka.
Albumin adalah protein yang dihasilkan oleh hati dan jenis protein terbanyak di dalam darah, yaitu sekitar 50â60%. Albumin berfungsi untuk membantu regenerasi jaringan tubuh dan menjaga cairan tubuh agar tidak bocor keluar dari pembuluh darah.
Selain itu, albumin juga berfungsi untuk mendistribusikan beberapa zat ke seluruh tubuh, di antaranya hormon, vitamin, mineral, bilirubin, lemak, serta obat-obatan.
Kadar albumin normal berkisar antara 3,5 hingga 5,9 g/dL. Seseorang baru dikatakan mengalami hipoalbuminemia bila kadar albumin di bawah 3,5 g/dL.
Penyebab Hipoalbuminemia
Hipoalbuminemia umumnya disebabkan oleh peradangan dalam tubuh. Peradangan ini dapat terjadi akibat:
- Luka bakar
- Pemasangan ventilator atau alat bantu napas
- Tindakan operasi
- Sepsis
Selain karena peradangan, hipoalbuminemia juga dapat disebabkan oleh kondisi berikut:
- Kekurangan asupan protein, kalori, dan vitamin
- Gangguan pada penyerapan nutrisi
- Hipertiroidisme
- Diabetes
- Sindrom nefrotik
- Lupus
- Sirosis
- Gangguan jantung
- Kanker
Meski dapat dialami oleh siapa saja, hipoalbuminemia lebih rentan terjadi pada:
- Pasien berusia lanjut yang sedang dirawat di rumah sakit
- Pasien yang memiliki kondisi dengan stadium lanjut
- Anak-anak yang menderita malnutrisi
Gejala Hipoalbuminemia
Gejala yang muncul pada penderita hipoalbuminemia tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa gejala yang dapat dialami oleh penderita hipoalbuminemia adalah sebagai berikut:
- Pembengkakan di wajah atau tungkai akibat penumpukan cairan ( edema )
- Kulit kasar atau kering
- Rambut menipis
- Sesak napas
- Tubuh lemah atau mudah lelah
- Gangguan irama jantung
- Berat badan bertambah secara tiba-tiba
- Hilang nafsu makan
Kapan harus ke dokter
Segera periksakan diri ke dokter penyakit dalam bila Anda tiba-tiba merasa mudah lelah, sulit bernapas, atau mengalami pembengkakan di tungkai.
Hipoalbuminemia dapat menghambat pertumbuhan anak. Oleh karena itu, jika pertumbuhan anak Anda terlihat tidak sesuai dengan anak seusianya, segera konsultasikan dengan dokter anak .
Diagnosis Hipoalbuminemia
Pada pasien yang diduga mengalami hipoalbuminemia, dokter akan menjalankan sejumlah tes untuk memastikan diagnosis, antara lain:
-
Tes darah
Dokter akan mengukur kadar albumin dengan mengambil sampel darah pasien untuk diperiksa di laboratorium. -
Pemeriksaan rasio albumin kreatinin
Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar albumin yang bocor melalui urine pasien. -
Pemindaian
Untuk mendeteksi kemungkinan sirosis atau gagal jantung, dokter dapat melakukan pemindaian dengan USG perut atau ekokardiografi . Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan foto Rontgen untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan. -
Biopsi
Dokter akan mengambil sampel jaringan hati atau ginjal untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.
Pengobatan Hipoalbuminemia
Penanganan hipoalbuminemia bertujuan untuk meningkatkan kadar albumin di dalam darah. Metode penanganannya dapat berbeda-beda, tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Sebagai contoh, hipoalbuminemia yang disebabkan oleh sirosis hati diatasi dengan transplantasi hati . Sementara, hipoalbuminemia yang disebabkan oleh malnutrisi bisa diatasi dengan mengonsumsi makanan kaya protein, seperti kacang-kacangan, putih telur, ikan gabus , serta susu dan produk turunannya.
Pada pasien dengan gangguan ginjal, dokter akan meresepkan obat-obatan untuk menangani hipertensi, seperti captopril atau benazepril , untuk membantu mencegah keluarnya albumin lewat urine. Sedangkan, pada hipoalbuminemia yang disebabkan oleh sindrom nefrotik, dokter akan memberikan kortikosteroid .
Transfusi albumin juga dapat dilakukan untuk menangani hipoalbuminemia yang cukup parah. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan albumin ke dalam tubuh melalui infus.
Komplikasi Hipoalbuminemia
Hipoalbuminemia dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi serius, di antaranya:
- Pneumonia
- Asites
- Efusi pleura
- Atrofi otot
Hipoalbuminemia yang tidak tertangani dapat memperburuk kondisi pasien, menghambat penyembuhan luka, atau meningkatkan risiko kematian.
Pencegahan Hipoalbuminemia
Hipoalbuminemia dapat dicegah dengan menangani sedini mungkin penyakit atau kondisi penyebabnya. Sebagai contoh, jika penyebabnya adalah kurang gizi, maka menambah asupan makanan tinggi protein dapat membantu mencegah timbulnya hipoalbuminemia.