Illness name: sistiserkosis
Description:
Sistiserkosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh larva cacing pita Taenia solium , yaitu cacing yang hidup di dalam tubuh babi. Larva cacing ini dapat menginfeksi dan merusak jaringan kulit, otot, mata, dan otak.
Gejala sistiserkosis dapat muncul dalam beberapa hari, bulan, bahkan beberapa tahun setelah seseorang terinfeksi cacing pita Taenia solium . Keluhan yang muncul dapat bervariasi, tergantung pada lokasi infeksi, jumlah, dan besarnya kista yang terbentuk akibat larva cacing pita ini.
Penyebab Sistiserkosis
Sistiserkosis disebabkan oleh infeksi larva ( cysticerci ) cacing pita Taenia solium. Cacing ini sering hidup di dalam tubuh babi. Selain bentuk larvanya, bentuk dewasa cacing pita ini juga bisa menginfeksi manusia dan menyebabkan taeniasis . Umumnya, taeniasis terjadi di usus.
Saat mengalami taeniasis, telur yang dihasilkan oleh cacing pita dewasa akan keluar melalui feses dan mengontaminasi tanah serta air disekitarnya.
Telur cacing pita tersebut dapat termakan oleh manusia, berkembang menjadi larva, dan selanjutnya menginfeksi jaringan tubuh, seperti kulit, otot, mata, dan otak. Kondisi inilah yang disebut dengan sistiserkosis.
Kontaminasi telur cacing pita di tanah dan air juga bisa menginfeksi babi, kemudian berkembang menjadi larva di tubuh babi. Seseorang yang mengonsumsi daging babi yang terinfeksi cacing pita berisiko mengalami taeniasis.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sistiserkosis, yaitu:
- Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi telur cacing pita
- Tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet atau setelah menyentuh daging mentah
- Tinggal bersama penderita taeniasis atau di area endemik sistiserkosis
Gejala Sistiserkosis
Sistiserkosis jarang menimbulkan gejala. Gejala sistiserkosis umumnya baru muncul ketika larva cacing tumbuh, kemduian berkembang di bagian tubuh tertentu dan membentuk kista. Keluhan yang terjadi umumnya tergantung pada lokasi dan jumlah kista yang terbentuk.
Sistiserkosis di otot biasanya tidak menyebabkan gejala, tetapi kista yang terbentuk kadang dapat menimbulkan benjolan keras di bawah kulit yang terasa nyeri. Sementara itu, sistiserkosis di mata dapat menimbulkan keluhan berupa penurunan penglihatan, nyeri, dan kemerahan yang berulang.
Sistiserkosis di sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) disebut dengan neurosistiserkosis. Beberapa gejala neurosistiserkosis adalah:
- Kejang berulang
- Lumpuh, tremor , atau mati rasa
- Sakit kepala
- Penglihatan menurun
- Muntah
- Penurunan kesadaran
- Penurunan fungsi kognitif atau demensia
- Stroke
- Hidrosefalus
- Pembengkakan otak atau edema serebral
Neurosistiserkosis juga bisa menyebabkan nyeri punggung, nyeri panggul, disfungsi seksual, sulit menahan buang air besar atau buang air kecil, kesulitan berjalan, dan gangguan keseimbangan.
Kapan harus ke dokter
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami keluhan yang disebutkan di atas, terutama jika ada gejala neurosisteserkosis. Pemeriksaan dan penanganan sejak dini diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Jika Anda telah didiagnosis menderita sistiserkosis, lakukan pemeriksaan rutin sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter. Jika Anda berrisiko terkena sistiserkosis, lakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin.
Diagnosis Sistiserkosis
Untuk mendiagnosis sistiserkosis, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami pasien, serta riwayat kesehatan, riwayat perjalanan, dan makanan yang dikonsumsi oleh pasien.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan di mata dengan oftalmoskop , pemeriksaan benjolan yang muncul di bawah kulit, dan pemeriksaan saraf .
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:
- Pemindaian dengan CT scan atau MRI , untuk mendeteksi keberadaan kista dan melihat ukuran kista
- Tes darah , untuk menilai kadar dan jumlah sel-sel darah, fungsi hati, dan mendeteksi antibodi yang terbentuk akibat infeksi cysticerci di dalam tubuh
- Pemeriksaan tinja , untuk mendeteksi telur cacing pita di dalam tinja
- Biopsi atau pengambilan sampel jaringan, untuk mendeteksi ada tidaknya kista dalam jaringan
Pengobatan Sistiserkosis
Pengobatan sistiserkosis bertujuan untuk meredakan gejala, mengatasi infeksi larva cacing pita, dan mencegah komplikasi. :
O bat-obatan
Ada beberapa obat yang dapat diberikan untuk meredakan gejala sistiserkosis, yaitu:
- Obat cacing, seperti albendazole , untuk membunuh larva cacing pita yang masih hidup
- Antikonvulsan , seperti carbamazepine dan phenytoin, untuk mengatasi kejang
- Antiradang, seperti kortikosteroid dan methotrexate , untuk meredakan peradangan yang bisa menyebabkan edema serebral dan vaskulitis
Operasi
Pada beberapa kasus sistiserkosis, operasi pengangkatan kista dapat dilakukan untuk meredakan gejala yang timbul. Jika sistiserkosis menyebabkan hidrosefalus , operasi pemasangan VP shunt juga bisa dilakukan.
Komplikasi Sistiserkosis
Sistiserkosis yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan sejumlah komplikasi kesehatan, seperti:
- Gangguan penglihatan
- Gangguan kognitif
- Pembengkakan otak
- Vaskulitis
- Meningitis
- Hidrosefalus
- Epilepsi
- Herniasi otak
- Stroke
- Kelumpuhan
- Koma
- Kematian
Pencegahan Sistiserkosis
Untuk mencegah sistiserkosis, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
- Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, terutama setelah menggunakan toilet, mengganti popok, dan sebelum makan atau mengolah
- Kupas dan cuci sayuran atau buah-buahan hingga bersih sebelum dimakan.
- Pastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi sudah dimasak hingga matang, khususnya ketika bepergian ke tempat dengan kasus taeniasis atau sistiserkosis yang tinggi.