Illness name: gagap
Description:
Gagap adalah kondisi yang mengganggu kemampuan seseorang dalam berbicara. Kondisi ini ditandai dengan pengulangan suku kata, kalimat, suara, atau pemanjangan penyebutan suatu kata . Meski bisa dialami oleh siapa pun, kondisi ini lebih sering diderita oleh anak-anak usia di bawah 6 tahun.
Penyebab utama gagap belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, kondisi ini diduga berkaitan dengan faktor genetik, pertumbuhan, atau tekanan emosional (psikogenik). Gagap juga bisa terkait dengan gangguan pada otak, saraf, atau otot yang terlibat dalam kemampuan berbicara (neurogenik).
Pada anak-anak, gagap merupakan hal yang normal, dan dapat hilang dengan sendirinya seiring Namun , pada beberapa kasus, gagap bisa berlangsung hingga dewasa dengan gejala yang makin memburuk. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri dan terganggunya hubungan sosial.
Penyebab dan Faktor Risiko Gagap
Penyebab gagap belum diketahui dengan pasti, tetapi sejumlah penelitian menunjukkan bahwa gagap terkait dengan empat faktor berikut ini:
Faktor genetik
Gen yang spesifik menyebabkan gagap sebenarnya belum diketahui. Meski begitu, data menunjukkan bahwa hampir 60% penderita gagap juga memiliki anggota keluarga yang gagap.
Pertumbuhan atau perkembangan anak
Gagap umumnya terjadi pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Hal ini terjadi karena belum sempurnanya kemampuan berbahasa atau berbicara pada anak, sehingga tergolong wajar.
Neurogenik
Gagap dapat dipengaruhi oleh gangguan pada otak, saraf, dan otot yang terlibat dalam kemampuan berbicara. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kecelakaan, bisa juga akibat penyakit, seperti stroke, cedera otak traumatis, atau penyakit Alzheimer.
Trauma emosional (psikogenik)
Meski jarang terjadi, gagap juga dapat terkait dengan trauma emosional. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang dewasa yang mengalami stres berat, atau penyakit kejiwaan tertentu.
Selain kondisi di atas, terdapat beberapa faktor yang dapat memicu kemunculan atau perburukan gagap, yaitu:
- Jenis kelamin pria
- Usia di atas 3,5 tahun
- Tumbuh kembang yang terhambat pada masa kanak-kanak
- Stres, misalnya saat dipojokkan, dipaksa untuk lekas berbicara, atau ditekan
Gejala Gagap
Gejala gagap biasanya muncul pertama kali saat anak berusia 18â24 bulan. Penderita gagap mengalami kesulitan dalam berbicara, yang ditandai dengan keluhan berikut:
- Kesulitan memulai kata, frasa, atau kalimat
- Pengulangan pada bunyi, suku kata, atau kata, misalnya menyebut kata âmakanâ dengan âma-ma-ma-makanâ
- Perpanjangan pada kata atau suara dalam sebuah kalimat, misalnya menyebut kata âminumâ dengan âemmmmmm-minumâ
- Adanya jeda saat berbicara
- Adanya suara tambahan, seperti âumâ atau âaaaâ pada jeda saat berbicara
- Tegang atau kaku pada wajah dan tubuh bagian atas saat mengucapkan sebuah kata
- Timbul perasaan cemas sebelum berbicara
Selain keluhan di atas, gagap juga menimbulkan tanda dan gejala fisik berupa:
- Bibir atau rahang gemetar
- Mata berkedip secara berlebihan
- Tangan sering mengepal
- Otot wajah berkedut
- Wajah yang menegang
Gejala gagap dapat memburuk ketika penderitanya merasa lelah, stres, terburu-buru, atau bahkan terlalu bersemangat dalam suatu hal. Namun, gagap dapat tidak muncul ketika penderita tengah bernyanyi atau berbicara dengan dirinya sendiri.
Kapan harus ke dokter
Gagap yang terjadi pada anak-anak usia 2â6 tahun merupakan kondisi yang normal. Hal tersebut adalah tanda bahwa anak belajar berbicara, dan akan membaik seiring pertambahan usia. Namun jika berlangsung lama, anak yang gagap memerlukan penanganan.
Segera ke dokter jika Anda menyadari ada hal yang berbeda dengan anak Anda, seperti:
- Gagap berlangsung lebih dari 6 bulan atau bertahan hingga anak berusia 5 tahun.
- Gagap terjadi bersamaan dengan gangguan berbicara yang lain, seperti  terlambat berbicara .
- Gagap disertai dengan ketegangan otot atau anak terlihat kesulitan untuk berbicara.
- Anak sulit untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain di sekolah atau di lingkungan tempat tinggal.
- Anak mengalami gangguan emosional atau kecemasan, seperti takut atau menghindari situasi yang mengharuskannya berbicara.
- Anak mengalami kesulitan untuk mengucapkan semua kata.
Diagnosis Gagap
Dalam mendiagnosis gagap, dokter akan melakukan tanya jawab dengan orang tua pasien tentang riwayat kesehatan pada anak dan keluarga, serta interaksi sosial anak dengan teman-temannya. Selanjutnya, dokter atau terapis bicara dan bahasa akan melakukan pengamatan terhadap pasien yang meliputi:
- Usia anak
- Awal kemunculan gejala gagap
- Lama berlangsungnya gejala
- Perilaku anak
Dokter juga akan menanyakan keluhan akibat gagap yang dialami anak atau orang tua dalam aktivitas sehari-hari. Selagi berbicara dengan anak, dokter juga akan mengevaluasi kegagapan dan kemampuan berbahasa anak.
Pengobatan Gagap
Biasanya, gagap pada anak akan hilang seiring dengan bertambahnya kosakata dan kemampuan anak untuk bicara. Sebaliknya, gagap yang bertahan hingga dewasa umumnya sulit untuk diobati. Namun, ada sejumlah terapi yang dapat membantu penderita mengendalikan gagap.
Terapi untuk mengatasi gagap bisa berbeda-beda, tergantung pada usia atau kondisi kesehatan pasien. Tujuan terapi ini adalah untuk mengembangkan keterampilan pasien, seperti:
- Meningkatkan kelancaran berbicara
- Mengembangkan komunikasi yang efektif
- Meningkatkan kemampuan bersosialisasi dengan banyak orang di sekolah, tempat kerja, atau lingkungan sosial lainnya
Berikut ini adalah beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi gagap:
Terapi wicara
Terapi ini bertujuan untuk mengurangi gangguan dalam berbicara dan meningkatkan kepercayaan diri pasien. Terapi bicara berfokus untuk mengendalikan gejala gagap saat berbicara.
Saat terapi wicara , pasien akan diberikan arahan untuk meminimalkan munculnya gagap dengan berbicara lebih perlahan, mengatur pernapasan saat berbicara, dan memahami kapan gagap akan muncul. Terapi ini juga dapat melatih pasien untuk mengelola kegelisahan yang sering muncul ketika akan berkomunikasi.
Penggunaan peralatan elektronik
Pasien dapat menggunakan peralatan khusus yang dapat membantu meningkatkan kefasihan berbicara. Salah satu alat yang sering digunakan untuk mengendalikan gejala gagap adalah DAF atau delayed auditory feedback .
Alat ini bekerja dengan merekam ucapan pasien dan langsung memperdengarkannya ke pasien dalam kecepatan yang lebih lambat. Dengan mendengar rekaman dari alat ini, pasien akan terbantu untuk bicara dengan lebih lambat dan jelas.
Terapi perilaku kognitif
Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk membantu mengubah pola pikir yang dapat memperburuk kondisi gagap. Selain itu, metode ini juga dapat membantu pasien mengelola stres, kecemasan, depresi, dan rasa tidak percaya diri yang dapat memicu gagap.
Keterlibatan orang lain
Keterlibatan orang lain sangat berpengaruh pada proses pengendalian gagap. Memahami cara berkomunikasi yang baik dengan penderita gagap, dapat membantu memperbaiki kondisinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk berkomunikasi secara efektif dengan penderita gagap adalah:
- Dengarkan apa yang penderita sampaikan. Lakukan kontak mata secara alami dengan penderita selagi berbicara.
- Hindari melengkapi kata yang ingin disampaikan penderita. Biarkan penderita menyelesaikan perkataannya.
- Pilih tempat berbicara yang tenang dan nyaman. Bila perlu, atur momen ketika penderita tengah merasa sangat tertarik untuk menceritakan sesuatu.
- Hindari bereaksi negatif ketika gagap kambuh. Berikan koreksi dengan lembut dan puji penderita ketika menyampaikan maksudnya dengan lancar.
Ketika sedang berbicara dengan penderita, lawan bicara disarankan untuk berbicara secara perlahan. Hal ini karena penderita gagap secara tidak sadar akan mengikuti kecepatan berbicara lawan bicaranya.
Jika lawan bicaranya berbicara secara perlahan, penderita gagap juga akan berbicara perlahan, sehingga dapat lebih lancar menyampaikan maksudnya.
Komplikasi Gagap
Belum ada bukti yang menunjukkan bahwa gagap dapat menyebabkan komplikasi berupa penyakit lain. Komplikasi yang umumnya terjadi karena kondisi ini adalah:
- Gangguan dalam berkomunikasi dengan orang lain
- Fobia sosial
- Kecenderungan untuk menghindari aktivitas yang melibatkan bicara
- Kehilangan peran dalam sekolah, tempat kerja, dan tempat tinggal
- Perundungan atau bullying dari orang lain
- Rendahnya kepercayaan diri
Pencegahan Gagap
Gagap tidak dapat dicegah. Meski begitu, jika anak Anda atau Anda memiliki gejala atau faktor yang meningkatkan risiko gagap, lakukanlah pemeriksaan ke dokter secepatnya. Bila gagap diketahui sejak dini dan segera ditangani, perkembangan penyakit dapat dihambat dan komplikasi dapat dicegah.