Illness name: aktinomikosis

Description:

Aktinomikosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Actinomyces . Aktinomikosis atau actinomycosis umumnya menyerang wajah dan leher. Akan tetapi, aktinomikosis juga bisa terjadi di bagian tubuh lain , seperti mulut, dada, panggul, dan perut.

Aktinomikosis ditandai dengan munculnya borok (luka bernanah) atau abses di bagian tubuh yang terinfeksi. Kondisi ini bisa disebabkan oleh penyebaran infeksi dari bagian tubuh lain.

Aktinomikosis tidak menular dan sering ditemui di negara tropis. Meski jarang terjadi, penyakit ini dapat menimbulkan infeksi yang serius, seperti meningitis.

Penyebab Aktinomikosis

Penyebab aktinomikosis adalah kelompok bakteri Actinomyces , yang paling sering adalah Actinomyces israelii dan Actinomyces gerencseriae . Bakteri ini biasanya hidup di rongga mulut, saluran pencernaan, dan saluran kencing. Namun, infeksi dapat terjadi jika bakteri ini masuk ke bagian tubuh lain yang mengalami kerusakan jaringan.

Meski aktinomikosis dapat terjadi pada siapa saja, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang lebih rentan terkena penyakit ini, yaitu:

  • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya akibat penggunaan obat-obatan tertentu atau suatu penyakit, seperti HIV
  • Mengalami malnutrisi
  • Tidak menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dengan baik
  • Menggunakan ( KB spiral ) melebihi waktu yang seharusnya
  • Menderita diabetes
  • Sering mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
  • Mengalami kerusakan jaringan akibat cedera, operasi, dan radioterapi

Gejala Aktinomikosis

Secara umum, aktinomikosis ditandai dengan adanya abses atau borok di lokasi infeksi. Selain kemunculan abses, gejala lain yang dapat muncul adalah:

  • Demam
  • Bengkak di lokasi yang terinfeksi infeksi
  • Berat badan turun drastis

Aktinomikosis dapat terjadi di bagian tubuh mana saja. Gejala lain yang muncul akan tergantung lokasi terjadinya infeksi, misalnya:

1. Aktinomikosis di daerah mulut (oral):

  • Warna kulit di sekitar mulut menjadi kemerahan atau kebiruan
  • Sulit menggerakkan rahang dan mulut secara normal
  • Pembengkakan di mulut
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

2. Aktinomikosis di dada:

  • Batuk kering atau batuk berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah
  • Sesak napas dan nyeri dada
  • Terdapat cairan pada paru-paru yang terkadang diikuti dengan munculnya benjolan di area paru-paru

3. Aktinomikosis di perut:

  • Sakit perut
  • Benjolan atau pembengkakan di perut bagian bawah
  • Diare atau sembelit
  • Mual dan muntah

4. Aktinomikosis di daerah panggul:

  • Sakit di perut bagian bawah
  • Sembelit (konstipasi)
  • Perdarahan pada vagina atau keluar keputihan dari vagina
  • Benjolan di perut bagian bawah

Kapan harus ke dokter

Segera ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, terlebih jika gejala yang Anda alami disertai dengan demam dan pembengkakan di salah satu bagian tubuh.

Selain itu, pemeriksaan oleh dokter juga diperlukan jika Anda memiliki faktor risiko, misalnya menderita penyakit tertentu atau mengonsumsi obat-obatan yang bisa memengaruhi daya tahan tubuh.

Diagnosis Aktinomikosis

Untuk mendiagnosis aktinomikosis, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala yang dialami pasien, serta riwayat kesehatan, penyakit, dan pengobatan yang pernah dijalani pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:

Tes laboratorium

Tes laboratorium yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aktinomikosis adalah:

  • Kultur jaringan, untuk mengetahui jenis bakteri di dalam jaringan tubuh dengan mengambil sampel jaringan, nanah, dan cairan dari dalam abses, untuk diperiksa dengan metode kultur
  • Tes darah , untuk mendeteksi infeksi di dalam darah dengan memeriksa sampel darah pasien

P emindaian

Dokter juga dapat meminta pasien menjalani tes pemindaian untuk memastikan adanya abses di organ dalam atau tidak. Beberapa metode yang dapat dilakukan adalah:

  • CT scan
  • Rontgen
  • MRI

Pengobatan Aktinomikosis

Pengobatan aktinomikosis bertujuan untuk mengatasi infeksi, meredakan gejala, dan mencegah komplikasi. Beberapa metode yang dapat dilakukan oleh dokter adalah:

Pemberian obat-obatan

Pengobatan utama aktinomikosis adalah dengan pemberian obat antibiotik. Beberapa jenis antibiotik yang akan diberikan adalah penicillin , tetrasiklin, clindamycin, dan erythromicin .

Pada tahap pertama, dokter akan memberikan penicillin suntik yang kemudian akan diikuti dengan penicillin oral. Jangka waktu pengobatan oral tersebut berbeda-beda untuk setiap orang, tetapi umumnya hingga 12 bulan.

Jika ditemukan infeksi bakteri lain pada pasien, dokter akan memberikan antibiotik tambahan, seperti clavulanate dan tazobactam , untuk membasmi bakteri tersebut. Khusus bagi pasien aktinomikosis di daerah perut, dokter juga dapat memberikan antibiotik tambahan dari golongan aminoglikosida.

Operasi

Operasi pada aktinomikosis bisa dilakukan dengan pemotongan dan pengeluaran isi cairan abses, pengangkatan jaringan yang rusak, dan pengangkatan abses. Pasien akan menjalani operasi jika mengalami kondisi di bawah ini:

  • Terdapat kerusakan jaringan parah sehingga jaringan yang rusak perlu diangkat, seperti terjadinya nekrosis dan fistula
  • Terdapat abses berukuran besar
  • Pasien tidak sembuh dengan pemberian antibiotik

Komplikasi Aktinomikosis

Komplikasi umumnya muncul jika tidak dilakukan penanganan yang cepat dan tepat.  Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat aktinomikosis adalah:

  • Osteomielitis , terutama pada tulang rahang, tulang rusuk, dan tulang punggung
  • Meningitis atau peradangan pada selaput otak
  • Infeksi pada saraf
  • Endokarditis
  • Abses otak
  • Abses hati
  • Sepsis

Aktinomikosis dapat berakibat fatal, terutama jika infeksi menyebar hingga sistem saraf pusat, seperti otak dan sumsum tulang belakang. Tingkat kematian akibat aktinomikosis yang parah dapat mencapai 28%, tetapi hal ini tergantung pada lokasi infeksinya.

Pencegahan Aktinomikosis

Pencegahan aktinomikosis dilakukan dengan menghindari faktor risiko yang bisa memicu kondisi ini. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:

  • Menjaga kebersihan rongga mulut dan gigi
  • Melakukan pemeriksaan ke dokter sesegera mungkin jika mengalami cedera
  • Berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah infeksi jika menderita diabetes atau menderita gangguan sistem imun
  • Mengetahui waktu kedaluwarsa IUD (KB spiral) yang sedang digunakan agar bisa diganti sesuai waktunya