Illness name: bab berdarah
Description:
Buang air besar (BAB) berdarah adalah kondisi ketika terdapat darah dalam tinja atau feses. Darah bisa terlihat pada feses atau ketika penderita kondisi ini sedang membersihkan duburnya. BAB biasanya terjadi ketika terdapat perdarahan di saluran pencernaan atau kondisi tertentu, seperti wasir atau radang usus.
BAB berdarah tidak selalu menandakan masalah kesehatan yang serius. Meski demikian, BAB berdarah tetap perlu ditangani karena bisa menyebabkan kondisi yang fatal. Oleh sebab itu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter apabila terlihat ada darah dalam feses.
Penyebab BAB Berdarah
Berdasarkan lokasi terjadinya perdarahan, BAB berdarah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Hematochezia
Hematochezia disebabkan oleh perdarahan pada saluran pencernaan bagian bawah, misalnya di usus besar atau rektum. Pada penderita hematochezia , darah yang keluar bersama feses akan terlihat merah. Hal ini terjadi karena perdarahan terletak di area yang tidak jauh dari dubur, sehingga darah keluar dalam keadaan masih segar.
Beberapa kondisi yang dapat mengakibatkan hematochezia atau perdarahan saluran pencernaan bagian bawah adalah:
- Wasir ( hemoroid ), yaitu kondisi ketika pembuluh darah di area anus melebar dan berisiko menyebabkan perdarahan
- Fisura ani , yaitu luka terbuka di anus
- Divertikulitis , yaitu peradangan atau infeksi pada kantong-kantong kecil tidak normal yang terbentuk di saluran pencernaan (divertikula)
- Radang usus, yaitu peradangan pada usus yang dapat merujuk pada penyakit Crohn atau kolitis ulseratif
- Polip usus besar, yaitu pertumbuhan jaringan abnormal yang bertangkai dan berukuran kurang dari 1,5 cm
- Tumor jinak di usus besar dan rektum yang dapat menyebabkan perdarahan
- Kanker usus besar
Melena
Melena disebabkan oleh perdarahan pada saluran pencernaan bagian atas. Pada melena, darah pada feses akan terlihat hitam pekat karena tercampur dengan enzim dan asam lambung.
Ada sejumlah kondisi yang dapat menimbulkan perdarahan saluran pencernaan bagian atas, yaitu:
- Varises esofagus , yaitu pelebaran pembuluh darah vena di kerongkongan (esofagus)
- Esofagitis, yaitu peradangan pada lapisan kerongkongan akibat penyakit GERD
- Tukak lambung , yaitu luka yang terbentuk di permukaan dalam dinding lambung
- Sindrom Mallory-Weiss , yaitu kondisi yang ditandai dengan robekan pada jaringan di area kerongkongan yang berbatasan dengan lambung
- Gastritis , yaitu peradangan pada lapisan pelindung di lambung
- Kanker lambung
Faktor risiko BAB berdarah
BAB berdarah dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami BAB berdarah, yaitu:
- Mengalami sembelit ( konstipasi )
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid ( OAINS ) dalam jangka panjang
- Menderita sirosis hati
Gejala BAB Berdarah
Gejala BAB berdarah tergantung pada jenisnya. Pada penderita hematochezia , gejala utama yang timbul adalah darah pada feses yang berwarna merah segar. Selain keluar bersama feses, darah juga dapat menetes langsung dari anus.
Penderita hematochezia juga dapat mengalami gejala penyerta, seperti:
- Diare
- Demam
- Perubahan frekuensi BAB
- Sakit perut
- Penurunan berat badan
Sementara pada penderita melena, gejala utama yang timbul adalah darah pada feses yang berwarna gelap seperti aspal, serta bertekstur lunak dan lengket.
Selain terdapat darah berwarna gelap pada feses, melena juga dapat disertai gejala lain, seperti:
- Muntah darah atau berwarna seperti kopi
- Kulit dan mata menguning ( penyakit kuning )
- Mudah lelah
- Pusing
- Pingsan
Kapan harus ke dokter
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala BAB berdarah, terutama jika gejala tersebut sudah berlangsung lama. Pemeriksaan ke dokter juga perlu segera dilakukan jika BAB berdarah disertai dengan perubahan pola BAB, berat badan menurun drastis, kulit pucat, serta kulit dan mata menjadi kuning.
BAB berdarah bisa menimbulkan kondisi yang berakibat fatal, yaitu syok . Oleh sebab itu, penanganan segera di IGD perlu dilakukan pada pasien BAB berdarah yang disertai dengan gejala syok, seperti:
- Mual
- Jumlah urine sedikit
- Pusing
- Penurunan kesadaran
- Penglihatan kabur
- Kulit pucat dan dingin
- Sesak napas
Selain itu, bayi yang mengalami BAB berdarah juga perlu diperiksa oleh dokter.
Diagnosis BAB Berdarah
Dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan riwayat kesahatan pasien. Setelah itu, dokter akan memastikan kondisi pasien dalam keadaan stabil dengan memeriksa tanda vital, yaitu frekuensi napas, denyut nadi, suhu tubuh, dan tekanan darah.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik , terutama di bagian anus, dilanjutkan dengan pemeriksaan feses untuk mendeteksi darah di dalam feses. Jika terdapat darah pada feses, dokter akan menjalankan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan penyebab BAB berdarah, yaitu:
Endoskopi
Endoskopi bertujuan untuk melihat area perdarahan dengan memasukkan selang berkamera (endoskop) ke dalam tubuh pasien. Endoskop dapat dimasukkan melalui mulut (gastroskopi), atau melalui dubur (kolonoskopi). Saat endoskopi, dokter dapat mengambil sedikit sampel jaringan (biopsi), untuk diteliti di laboratorium.
Foto Rontgen dengan kontras barium
Pada pemeriksaan ini , dokter akan meminta pasien untuk meminum cairan kontras atau pewarna berbahan barium, sebelum memulai foto Rontgen. Zat ini berfungsi untuk membantu dokter melihat saluran pencernaan lebih jelas saat pemeriksaan.
Angiografi
Angiografi adalah pemeriksaan foto Rontgen yang didahului dengan suntik cairan kontras ke pembuluh darah. Cairan kontras akan membantu dokter melihat dengan lebih jelas pembuluh darah di saluran pencernaan yang dicurigai mengalami perdarahan.
Laparotomi
Laparotomi adalah prosedur bedah pada dinding perut. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat sumber perdarahan secara langsung.
Pengobatan BAB Berdarah
Pengobatan BAB berdarah bertujuan untuk mengatasi kekurangan darah atau anemia, menghentikan perdarahan, dan mencegah perdarahan kembali terjadi. Metode penanganannya tergantung pada banyaknya darah yang keluar dan penyebab yang mendasarinya.
Bila BAB berdarah yang pasien alami cukup parah, dokter akan menyarankan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit. Jika ringan, maka dokter akan meresepkan obat dan menyarankan pasien untuk melakukan penanganan mandiri.
Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan BAB berdarah berdasarkan tujuannya:
Pemberian infus atau transfusi darah
Pasien yang mengalami perdarahan sedang hingga berat dapat mengalami tekanan darah rendah, anemia , pusing, atau syok. Pada kondisi tersebut, dokter akan segera memberikan cairan pengganti melalui infus. Dokter juga dapat memberikan transfusi darah untuk mengganti darah yang banyak keluar dari tubuh.
Tindakan melalui endoskopi
Selain digunakan untuk menentukan penyebab dan lokasi perdarahan, endoskopi juga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi perdarahan melalui beberapa metode berikut ini:
-
Electrocauterization
Prosedur ini dilakukan dengan membakar jaringan atau pembuluh darah yang menyebabkan perdarahan menggunakan arus listrik. -
Band ligation
Prosedur ini bertujuan untuk menghambat aliran darah yang menyebabkan perdarahan. Band ligation dilakukan dengan mengikat wasir atau varises esofagus yang membengkak. -
Endoscopic intravariceal cyanoacrylate injection
Dalam prosedur ini, dokter akan menyuntikkan cyanoacrylate di area yang mengalami perdarahan. Cyanoacrylate sendiri adalah perekat sintetis yang dapat menghentikan perdarahan.
Selain melalui endoskopi, dokter dapat melakukan operasi untuk menghentikan perdarahan secara langsung. Metode lainnya adalah embolisasi, yaitu dengan memasukkan material khusus ke dalam pembuluh darah melalui kateter, untuk menghentikan perdarahan.
Pemberian obat-obatan
Setelah BAB berdarah teratasi, dokter akan menangani penyebabnya agar kondisi ini tidak kembali terjadi. Caranya adalah dengan pemberian obat-obatan berikut:
- Antibiotik
- Obat penurun produksi asam lambung
- Obat kemoterapi
- Obat imunosupresif
- Obat penghambat TNF ( tumor necrosis factor )
- Penghambat beta
- Obat untuk menghentikan pendarahan, misalnya asam traneksamat .
Pada BAB berdarah akibat hemoroid ringan, dokter akan meresepkan obat oles atau obat yang dimasukkan ke dalam dubur (supositoria).
Kolostomi
Kolostomi dilakukan jika BAB berdarah disebabkan oleh kanker kolon atau kanker usus besar. Pada prosedur ini, dokter akan membuat lubang di bagian perut sebagai saluran untuk membuang feses.
Penanganan mandiri
Pada BAB berdarah yang dipicu oleh sembelit, dokter akan menganjurkan pasien untuk melakukan perawatan mandiri di rumah, seperti:
- Mengonsumsi makanan dengan serat tinggi, seperti sayur dan buah
- Berolahraga rutin dan teratur, serta mengurangi duduk atau berbaring terlalu lama
- Minum air putih yang cukup
- Mengonsumsi suplemen serat jika diperlukan
- Mandi dengan air hangat, untuk meningkatkan aliran darah
Pengobatan dari dokter mungkin membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, lindungi diri Anda dengan asuransi kesehatan  yang dilengkapi layanan chat gratis bersama dokter spesialis. Dengan memiliki produk ini, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter kapan dan di mana saja.
Komplikasi BAB Berdarah
Jika tidak ditangani, BAB berdarah yang parah dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti anemia dan syok hipovolemik .
Selain komplikasi akibat terjadinya perdarahan, komplikasi lain juga dapat timbul akibat penyebab perdarahan tersebut, di antaranya:
- Abses, saluran abnormal (fistula) di usus, dan lubang atau luka di usus (peritonitis) akibat divertikulitis
- Penyumbatan usus, fistula usus, atau cholangitis akibat radang usus
- Fistula ani  dan penyempitan (stenosis) pada anus akibat fisura ani
- Anemia dan wasir terjepit (strangulasi) akibat hemoroid
- Tukak lambung, perdarahan lambung, atau kanker lambung, akibat gastritis
- Perdarahan lambung, peritonitis, dan penyumbatan di lambung akibat tukak lambung
Pencegahan BAB Berdarah
Berikut ini adalah upaya yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko terjadinya BAB berdarah:
- Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang
- Mencukupi asupan makanan berserat
- Berolahraga secara rutin
- Menjaga berat badan agar tetap ideal
- Tidak merokok
- Menjaga area dubur tetap kering
- Membersihkan dubur dengan air hangat dan sabun yang lembut
- Minum air yang cukup setiap hari
- Tidak mengejan terlalu keras saat BAB
- Tidak menunda BAB
- Menghindari duduk terlalu lama di permukaan yang keras
- Menjalani medical check up rutin dan kolonoskopi berkala untuk mendeteksi penyakit liver dan kanker usus besar sejak dini