Illness name: agoraphobia

Description:

Agoraphobia atau agorafobia adalah rasa takut atau cemas berlebihan pada tempat atau situasi yang membuat penderitanya merasa panik, terperangkap, tidak berdaya, atau malu. Umumnya, agoraphobia timbul ketika penderitanya bepergian atau berada di tempat-tempat publik, terutama yang ramai.

Fobia adalah kondisi ketika seseorang mengalami reaksi ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu. Ketakutan tersebut bisa disebabkan oleh beragam hal, contohnya ada yang merasa takut pada suatu kondisi atau situasi, seperti keramaian, dan ada juga yang merasa takut pada hal-hal yang lebih spesifik, seperti darah atau hewan tertentu.

Penderita agoraphobia akan merasa takut dan cemas berlebihan pada beberapa tempat dan kondisi, seperti tempat umum, ruangan tertutup, keramaian, lingkungan di luar rumah, dan transportasi publik. Akibatnya, kehidupan penderita agoraphobia berisiko menjadi sangat terbatas dan terisolasi.

Penyebab Agoraphobia

Belum diketahui penyebab pasti munculnya agoraphobia . Namun, kondisi ini umumnya timbul saat seseorang pernah mengalami lebih dari satu kali serangan panik  pada suatu tempat atau kondisi tertentu. Hal ini menyebabkan penderita agoraphobia takut dan menghindari tempat atau kondisi tersebut.

Agoraphobia dapat dialami seseorang sejak masih kecil, tetapi kondisi ini lebih sering terjadi di usia remaja atau dewasa muda (kurang dari 35 tahun). Selain itu, agoraphobia juga lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan dengan pria.

Faktor risiko agoraphobia

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena agoraphobia , yaitu:

  • Merasa takut akan menjadi korban tindakan kriminal, mengalami kecelakaan, atau tertular penyakit tertentu
  • Memiliki trauma terhadap kejadian yang pernah dialami, seperti kehilangan anggota keluarga atau mengalami penyiksaan
  • Menjalin hubungan yang tidak bahagia dengan pasangan, misalnya karena pasangan terlalu mengekang
  • Pernah menderita gangguan mental lain, seperti depresi, bulimia, atau anoreksia nervosa
  • Menderita gangguan di bagian otak yang mengontrol rasa takut
  • Menderita fobia  jenis lain
  • Memiliki sifat mudah cemas dan gugup
  • Memiliki anggota keluarga yang menderita agoraphobia

Gejala Agoraphobia

Gejala utama agoraphobia adalah rasa takut dan cemas yang timbul setiap penderita memikirkan, mengalami, atau berada di tempat atau kondisi tertentu, seperti:

  • Berada di luar rumah sendirian
  • Berada di ruangan yang luas atau terbuka, seperti tempat parkir, taman, atau mal yang besar
  • Berada di ruang tertutup, seperti bioskop, ruang rapat, atau elevator (lift)
  • Mengantre atau berada di tengah kerumunan orang
  • Menggunakan transportasi umum, seperti bus atau kereta api

Rasa takut dan cemas yang dialami penderita umumnya akan menimbulkan gejala fisik, kognitif (pola pikir), dan perilaku. Berikut ini adalah penjelasan mengenai ketiga gejala tersebut:

Gejala fisik

Rasa cemas dan takut yang dialami oleh penderita agorafobia bisa memunculkan beragam gejala fisik yang mirip dengan serangan panik, seperti:

  • Nyeri dada
  • Jantung berdebar
  • Napas menjadi cepat (hiperventilasi)
  • Gemetaran, mati rasa, atau kesemutan
  • Tubuh terasa panas dan berkeringat
  • Sakit kepala ringan atau pusing
  • Tinnitus
  • Sakit perut, mual, atau diare
  • Kesulitan menelan atau tersedak
  • Perasaan tidak sehat atau seperti akan pingsan

Gejala kognitif

Selain gejala fisik, penderita agorafobia juga bisa mengalami gejala kognitif, antara lain:

  • Merasa malu atau terlihat bodoh di hadapan orang lain
  • Merasa gugup dan gemetar ketika ditatap oleh orang lain
  • Merasa tidak bisa melarikan diri dari suatu tempat atau situasi saat terjadi serangan panik
  • Tidak bisa berpikir jernih saat berada di tempat umum
  • Mengalami serangan panik yang dapat membuat sesak napas atau jantung berhenti berdetak

Gejala perilaku

Rasa takut dan cemas yang dialami oleh penderita agoraphobia juga dapat menimbulkan perubahan perilaku, seperti:

  • Menghindari situasi yang rawan menimbulkan serangan panik, seperti berada di dalam transportasi umum, antrean, atau tempat yang ramai
  • Menghindari bepergian ke luar rumah dalam waktu yang lama
  • Membutuhkan teman untuk pergi ke luar rumah
  • Merasa takut untuk keluar rumah

Kapan harus ke dokter

Periksakan diri Anda ke dokter  jika mengalami gejala di atas, terutama ketika gejala sering muncul dan sangat mengganggu Anda untuk bersosialisasi, bekerja, atau melakukan aktivitas sehari-hari lainnya. Pemeriksaan ke dokter juga harus segera dilakukan jika muncul keinginan untuk melukai diri atau bunuh diri.

Diagnosis Agoraphobia

Untuk mendiagnosis agoraphobia , dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, hanya akan dilakukan untuk memastikan gejala yang dialami bukan disebabkan oleh penyakit lain.

Berdasarkan kriteria dalam DSM-5 ( The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5 th Edition ), seseorang dapat didiagnosis menderita agoraphobia jika mengalami ketakutan atau kecemasan setidaknya selama 6 bulan pada dua atau lebih situasi berikut:

  • Berada di ruangan terbuka, seperti tempat parkir atau pusat perbelanjaan
  • Berada di ruangan tertutup, seperti bioskop atau elevator
  • Berdiri di antrean atau berada di dalam keramaian
  • Menggunakan transportasi umum
  • Sendirian saat di luar rumah

Pengobatan Agoraphobia

Pengobatan agoraphobia bertujuan untuk meredakan rasa takut dan panik, serta mengajarkan pasien cara mengendalikan diri dengan baik ketika memikirkan atau berhadapan dengan situasi yang ditakuti. Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan:

Psikoterapi

Konseling dengan psikolog dan psikiater dapat membantu pasien menangani ketakutan yang dialami. Beberapa jenis psikoterapi  yang bisa dilakukan untuk menangani agoraphobia adalah:

  • Terapi perilaku kognitif  atau cognitive behavioral therapy  (CBT), untuk membuat pasien lebih percaya diri, berani, dan berpikir positif terhadap situasi atau tempat yang ditakuti
  • Terapi pemaparan (desensitisasi), untuk mengurangi rasa takut yang dialami dan menganggap sesuatu yang ditakuti adalah hal biasa
  • Terapi relaksasi, untuk melemaskan otot, sekaligus menurunkan tingkat ketegangan yang dialami saat berhadapan dengan situasi yang ditakuti

Obat-obatan

Obat-obatan digunakan untuk menangani keluhan dan gejala yang muncul saat pasien mengalami agoraphobia . Obat-obatan yang digunakan antara lain:

  • Penghambat pengikatan serotonin (SSRIs), serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs), atau pregabalin , untuk meredakan gangguan kecemasan dan meningkatkan suasana hati
  • Benzodiapine , untuk menangani gangguan kecemasan akut yang parah

Perlu diingat, selalu ikuti anjuran pemakaian obat yang telah diresepkan oleh dokter. Jangan berhenti mengonsumsi atau mengubah dosis obat tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Program bantuan mandiri

Program ini bertujuan untuk membantu pasien agar dapat mengontrol responsnya terhadap hal yang membuat panik atau stres. Program ini terdiri dari:

  • Menjalani gaya hidup sehat, seperti tidur yang cukup , mengonsumsi makanan bergizi, serta mengurangi konsumsi makanan dan minuman berkafein atau beralkohol
  • Melakukan relaksasi , seperti teknik pernapasan untuk membantu pasien lebih rileks saat berhadapan dengan pemicu agoraphobia
  • Berolahraga secara rutin, agar dapat meningkatkan zat kimia dalam otak yang berperan dalam mengatur mood
  • Mengalihkan pikiran dari hal atau situasi yang ditakuti, misalnya dengan melihat pergerakan jarum jam atau membayangkan hal-hal yang positif sampai rasa panik menghilang
  • Berusaha diam di tempat dan tidak lari ke tempat yang aman saat terjadi serangan panik, untuk mengubah pola pikir pasien terhadap tempat atau kondisi yang ditakuti
  • Bergabung dalam kelompok penderita agoraphobia , untuk berbagi pengalaman dan cara mengatasi rasa cemas akibat agoraphobia

Komplikasi Agoraphobia

Agoraphobia parah yang tidak ditangani bisa membuat penderitanya selalu takut, cemas, dan panik ketika memikirkan, mengalami, atau berada di tempat dan situasi yang ditakuti.

Hal tersebut tentu dapat memengaruhi kualitas hidupnya. Penderita bisa saja tidak mau keluar rumah untuk beraktivitas secara normal, seperti pergi ke sekolah atau bekerja di kantor. Akibatnya, penderita berisiko mengalami penurunan prestasi dan kesulitan finansial, serta menjadi bergantung pada orang lain.

Selain itu, agoraphobia dapat membuat penderitanya lebih rentan mengalami:

  • Depresi
  • Gangguan mental, seperti gangguan kecemasan
  • Ketergantungan alkohol
  • Penyalahgunaan NAPZA
  • Isolasi diri
  • Percobaan bunuh diri

Pencegahan Agoraphobia

Sampai saat ini, belum ditemukan cara yang pasti untuk mencegah agoraphobia . Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan intensitas rasa cemas dan takut yang muncul, yaitu:

  • Jangan menghindari pergi ke suatu tempat atau melakukan hal tertentu yang sebenarnya aman dan normal.
  • Latihlah diri secara perlahan untuk pergi ke tempat-tempat yang ditakuti.
  • Bicarakan dan minta bantuan kepada keluarga atau teman dekat untuk membantu Anda mengatasi rasa cemas.
  • Berkonsultasilah dengan dokter agar agoraphobia yang Anda alami tidak bertambah parah dan makin sulit diobati.