Illness name: trikotilomania

Description:

Trikotilomania adalah gangguan mental yang membuat penderitanya memiliki dorongan tidak tertahankan untuk mencabuti rambut di kepala nya. Penderita trikotilomania juga memiliki keinginan untuk mencabuti rambut di bagian tubuh lain, seperti alis dan bulu mata.

Umumnya, penderita trikotilomania memiliki dorongan untuk mencabuti rambutnya ketika mengalami stres atau rasa cemas. Penderita meyakini, mencabuti rambutnya dapat meredakan stres atau rasa cemas yang dialaminya. Kebiasan ini sangat sulit untuk dihilangkan, walaupun penderita tahu hal itu tidak baik baginya.

Trikotilomania dapat menyebabkan kebotakan rambut yang tidak merata. Akibatnya, penderita akan malu dan berusaha menutupinya dengan menghindari orang lain. Penderita juga akan merasa tertekan karena merasa dirinya memiliki kebiasaan yang buruk dan aneh.

Dengan penanganan yang cepat dan tepat, trikotilomania bisa dikurangi atau dihentikan. Jika tidak, kondisi ini berpotensi menyebabkan gangguan mental atau kerusakan kulit .

Penyebab dan Faktor Risiko Trikotilomania

Penyebab pasti trikotilomania belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli berpendapat bahwa kondisi ini berkaitan dengan faktor lingkungan dan keturunan. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami trikotilomania, yakni:

  • Berusia 10–13 tahun
  • Memiliki riwayat trikotilomania atau gangguan mental lainnya dalam keluarga
  • Memiliki gangguan mental lainnya, seperti gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan kecemasan, atau depresi
  • Mengalami situasi atau peristiwa yang menimbulkan tekanan atau stres
  • Memiliki kebiasaan buruk lainnya, seperti mengisap jempol atau menggigit kuku
  • Menderita penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem saraf, seperti penyakit Parkinson atau demensia
  • Memiliki kelainan pada struktur dan metabolisme otak

G ejala Trikotilomania

Berikut ini adalah gejala dan tanda yang muncul pada penderita trikotilomania:

  • Mencabuti rambut secara berulang, baik di kepala, alis, atau area tubuh lain
  • Merasa cemas sebelum mencabuti rambut atau ketika menahan diri untuk tidak melakukannya
  • Merasa puas dan lega setelah mencabut rambut
  • Memiliki semacam kebiasaan tertentu yang selalu dilakukan sebelum mencabut rambut, misalnya memilih rambut yang akan dicabut
  • Tidak pernah berhasil menahan dorongan untuk mencabut rambut
  • Memainkan atau menggesekkan rambut yang telah dicabut pada area tubuh tertentu, seperti wajah atau bibir
  • Mengalami gangguan dan kesulitan dalam lingkup sosial

Pada beberapa kasus, penderita trikotilomania juga bisa memiliki kelainan lain, seperti kebiasaan mencungkil kulit, mengigit kuku jari ( onycophagia ), atau menggigit bibirnya. Penderita trikotilomania juga dapat memiliki kebiasaan mencabut bulu hewan, rambut boneka, atau benang pada baju.

Gejala trikotilomania dapat muncul ketika penderita merasa tegang atau stres. Namun, terkadang gejala juga bisa muncul tanpa disadari.

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda secara terus-menerus mencabuti rambut Anda, terutama jika Anda sudah mencoba menahan diri untuk tidak melakukan hal itu lagi.

Segera ke dokter jika Anda memiliki kebiasaan memakan rambut yang telah dicabut (sindrom Rapunzel). Hal tersebut tidak boleh dibiarkan, karena bola rambut yang dimakan dapat menyumbat usus.

Diagnosis Trikotilomania

Untuk mendiagnosis trikotilomania, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami pasien, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Selanjutnya, dokter akan memeriksa bagian pada tubuh pasien yang sering dicabuti rambutnya dan seberapa banyak pasien kehilangan rambutnya.

Dokter dapat memastikan diagnosis trikotilomania pada pasien yang memiliki kriteria di bawah ini:

  • Kebiasaan mencabut rambut secara terus-menerus, hingga mengalami kerontokan rambut
  • Kesulitan dalam menghentikan dan menahan diri untuk tidak mencabut rambut
  • Kebiasaan mencabut rambut sampai menimbulkan gangguan dan kesulitan dalam kehidupan sosial
  • Kebiasaan mencabut rambut tidak disebabkan oleh penyakit pada rambut atau kulit
  • Kebiasaan mencabut rambut tidak disebabkan oleh gangguan mental lain, yang gejalanya berupa tindakan mencabut rambut

Jika diperlukan, dokter dapat melakukan biopsi (pengambilan sampel jaringan) untuk mengidentifikasi penyebab kerontokan rambut lainnya, seperti infeksi kulit kepala.

Pengobatan Trikotilomania

Tujuan pengobatan trikotilomania adalah untuk mengurangi atau menghentikan penderitanya untuk mencabuti rambut. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah:

Psikoterapi

Psikoterapi untuk mengatasi trikotilomania dilakukan dalam bentuk terapi psikologis dengan psikiater . Metode ini akan terfokus pada perubahan perilaku pasien dengan mengalihkan tindakan mencabut rambut menjadi suatu aktivitas yang tidak berdampak buruk.

Pasien akan diminta untuk mengamati serta mengidentifikasi kapan dan di mana dorongan untuk mencabut rambut muncul. Setelah itu, pasien akan diarahkan untuk bisa menenangkan diri ketika dorongan tersebut muncul dan menggantinya dengan aktivitas lain agar dorongan mencabut rambut teralihkan dan hilang.

Beberapa cara yang biasanya dilakukan penderita trikotilomania dalam mengalihkan dorongan meliputi:

  • Meremas stress ball atau benda sejenis
  • Memainkan alat yang dapat mengalihkan kegelisahan, seperti fidget cube
  • Mengucapkan atau meneriakkan suatu kalimat atau kata secara berulang, misalnya menghitung 1, 2, 3, dan seterusnya
  • Mandi atau berendam dalam suasana yang menenangkan untuk meredakan perasaan gelisah atau cemas yang muncul
  • Mempelajari teknik pernapasan untuk menenangkan dan meredakan gejala ketika kambuh
  • Berolahraga secara teratur
  • Memotong rambut menjadi pendek

Obat-obatan

Selain terapi, dokter juga dapat memberikan obat-obatan antidepresan golongan serotonin reuptake inhibitor (SSRI) untuk meredakan gejala trikotilomania. Obat-obatan tersebut dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat antipsikotik , seperti olanzapine dan aripiprazole .

Penting untuk diingat, dosis penggunaan obat SSRI pada tiap pasien trikotilomania tergantung usia dan keparahan kondisinya. Oleh sebab itu, penggunaan obat ini harus sesuai dengan resep dokter.

Komplikasi Trikotilomani a

Penderita trikotilomania yang tidak menjalani terapi dengan tepat dapat mengalami komplikasi berupa:

  • Gangguan dalam kehidupan sosial, akibat rasa malu atau tidak percaya diri
  • Kerusakan kulit akibat mencabuti rambut, berupa bekas luka atau kebotakan permanen
  • Gangguan mental lainnya, seperti depresi

Pada pasien trikotilomania yang juga mengalami sindrom Rapunzel, komplikasi lain yang dapat terjadi adalah gangguan fungsi saluran pencernaan. Kondisi tersebut dapat menyebabkan penurunan berat badan dan penyumbatan pada usus.

Pencegahan Trikotilomania

Belum ada upaya yang terbukti mampu mencegah trikotilomania. Namun, memahami cara mengelola stres dapat membantu menurunkan risiko terjadinya trikotilomania. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengelola stres:

  • Membiasakan diri untuk memandang sesuatu dari sisi positifnya
  • Belajar memahami bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa dikendalikan
  • Tidak memendam perasaan atau pendapat
  • Mempelajari metode relaksasi, seperti yoga
  • Berolahraga secara rutin
  • Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
  • Belajar disiplin dan memiliki manajemen waktu yang baik
  • Berani menolak permintaan yang dapat memicu stres (bersikap asertif )
  • Menyediakan waktu luang untuk melakukan hobi atau aktivitas yang menarik
  • Menyediakan waktu yang cukup untuk tidur dan beristirahat
  • Tidak mengandalkan minuman beralkohol atau obat-obatan untuk meredakan stres
  • Mencari dukungan sosial serta meluangkan waktu dengan seseorang yang bisa membuat nyaman